Tuesday, 12 May 2009

VOICE CHANGER - ALAT PENGUBAH SUARA

VOICE CHANGER - ALAT PENGUBAH SUARA


Tugas mata kuliah Akustik TF 3204
Reva Astra Dipta 13306040
Dosen : Pak Joko Sarwono

Dari mulai saya kecil sampai sekarang saya sangat terkagum kagum dengan cerita detective conan. Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan detektif remaja bernama Shinichi Kudo. Pada cerita ini sang detektif remaja diberi racun sehingga tubuhnya mengecil dan namanya berganti menjadi Conan Edogawa. Untuk memudahkan saat menangani kasus profesor Agasa membuatkan conan beberapa peralatan yaitu:
o Kaca mata pencari jejak
o Dasi kupu-kupu pengubah suara
o Jam tangan yang berisikan jarum bius
o Jam tangan yang berguna untuk menjadi senter
o Sepatu super untuk menendang benda dengan sangat keras
o Suspender elastis
o Sabuk pencipta bola yang mampu bertahan 10 detik
o Skateboard dengan tenaga surya
o Kacamata anti peluru
o Badge Detektif atau HT khusus anggota detektif cilik
o Alat penyadap suara
o Telepon berbentung anting-anting

Dari beberapa peralatan tersebut ada yang sangat menarik perhatian saya, yaitu dasi pengubah suara. Dalam komik maupun filmnya, dengan alat conan dapat merubah suaranya menjadi suara orang lain, orang dewasa, anak kecil, pria ataupun wanita dapat ditirukan. Yang ada dibenak saya saat itu adalah apakah alat seperti ini ada.


Seiring berjalannya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan, alat untuk merubah suara tersebut memang ada dan terus berkembang. Alat seperti ini memiliki prinsip kerja rekayasa output suara manusia.

Lalu kenapa suara manusia dapat direkayasa?
Pada dasarnya fenomena sumber suara juga terjadi pada manusia. Satu orang dan orang yang lainnya memiliki suara yang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena laring yang menjadi sumber suara manusia berbeda beda ukurannya. Laring adalah selaput yang bergetar pada kerongkongan. Bagian inilah yang menghasilkan suara. Panjang pendek serta keras kecilnya suara yang dihasilkan bergantung pada laring ini, sehingga dari laring ini tercipta pitch dan tone yang khas dari setiap manusia.
Pada proses rekayasa suara pitch dan tone inilah yang diatur sehingga suara seeorang dapat terdengar berbeda dan dapat menyerupai suara orang lain.

Perkembangan teknologi rekayasa suara ini ada banyak macamnya salah satu aplikasinya adalah pitch corrector. alat ini digunakan untuk mengkoreksi intonasi dari sinyal audio tanpa memberikan efek pada aspek lain suara. Alat ini mendeteksi nada dari suatu sinyal audio dengan melihat bentuk gelombang yang berulang. Alat seperti ini banyak digunakan dalam industri musik sehingga jika ada penyanyi yang menyanyikan nada yang meleset maka akan langsung terkoreksi. Biasanya alat ini terintegrasi dengan prosesor komputer sehingga bentuknya besar.
Alat lain yang dapat digunakan untuk merubah suara adalah voice changer. Alat ini dapat merubah suara laki-laki menjadi suara perempuan maupun sebaliknya. Alat ini akan merekayasa tone yang keluar untuk naik atau turun beberapa oktaf. Prinsip kerjanya hampir sama dengan pitch corrector tetapi lebih advance yaitu dengan metode pitch shifting dengan merekayasa sinyal digital keluaran suara. misalnya adalah menambahkan filter dan sebagainya. Dengan memakai voice changer ini suara kita dapat terdengar berbeda secara real time, bahkan dapat terdengar seperti donal bebek.

Voice changer ini bentuknya bermacam-macam ada yang berbentuk sangat besar. Biasanya untuk industri musik dan film serta ada juga yang terintegrasi dengan hand phone.
Yang satu ini biasanya digunakan oleh kepolisian atau detektif untuk menyamarkan suaranya, tetapi effect suara yang dihasilkan terbatas satu jenis saja.

Selain itu saat ini juga banyak beredar software komputer yang dapat digunakan untuk merekayasa suara dan dapat digunakan untuk komputer dirumah kita.

Alat lainnya yang dapat digunakan untuk merekayasa suara manusia adalah synthesizer
Synthesizer adalah sebuah perangkat elektronik yang memproduksi suara dalam bentuk sinyal suara (disebut juga gelombang suara) dan mengirimkannya kepada pembangkit suara. Alat ini juga memungkinkan penggunanya untuk mengganti karakteristik suara seperti tinggi-rendahnya nada, warna suara, dan volume suara. Synthesizer sendiri memiliki teknologi FM Synthesis. FM Synthesis menggunakan satu sinyal periodik (pembawa) untuk "menumpang” frekuensi dari sinyal lain. Jika sinyal pembawa masih dalam batas pendengaran manusia, maka akan ada perubahan karakteristik (warna) suara dari sinyal yang dimodulasi

Fungsi dari alat perubah suara ini sangat banyak yaitu:
1. Mempermudah recording dalam industri musik karena tidak perlu melakukan pengulangan take vocal jika ada nada yang meleset
2. Memberikan warna suara yang berbeda pada industri perfilman seperti Dubbing
3. Menyamarkan identitas. Dalam hal penyelidikan kasus oleh kepolisian.
4. Industri sound effect

Kesimpulannya adalah alat perubah suara yang real time seperti pada detective conan memang terus berkembang. Bentuknya juga sudah bermacam macam walaupun kelebihan dan kelemahannya masih ada seperti belum mampu menirukan suara semua orang, tetapi dengan pengembangan yang terus dilakukan alat pengubah suara berbentuk dasi kupu-kupu dengan fitur suara yang lengkap akan terealisasi.

=========================================================================

Tambahan dari tukang upload (bukan penulis). Bidang akustik khususnya dalam identifikasi suara masih terus berkembang. Perkembangannya sekarang lebih menjurus ke arah akustik forensik. Contoh, di Jepang, dari suara seseorang, kita dapat memperkirakan tinggi, postur (gendut, kurus dan sebagainya) maupun usia dari orang tersebut. Ini terkait dengan warna suara, tekanan suara dan sebagainya.

Di Indonesia sendiri, akustik forensik sudah mulai berjalan dan diakui keabsahannya. Contohnya dalam pengungkapan kasus Urip dan Artalyta.

Monday, 11 May 2009

Pemanfaatan Teknologi Akustik untuk Membantu Polisi Mendeteksi Lokasi Penembakan

Pemanfaatan Teknologi Akustik untuk Membantu Polisi Mendeteksi Lokasi Penembakan

Oleh : Oksi Irawan / 13306019
(ditulis untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akustik semester II / 2008-2009, dosen : Komang Merthayasa)

Dalam serial-serial televisi luar negeri (khususnya serial dari Amerika), saya sering melihat polisi di Amerika dapat langsung bergerak ke tempat penembakan tidak lebih 30 detik setelah pelaku meletuskan senjata. Awalnya saya mengira itu tidak mungkin. Apalagi di Indonesia, bisa-bisa baru seminggu kemudian baru diketahui ada korban penembakan.

Oke, kembali ke serial televisi tersebut. Setelah saya perhatikan lagi, ternyata tidak ada seseorangpun saksi di tempat kejadian yang melaporkan penembakan tersebut kepada polisi. Lalu bagaimana polisi-polisi tersebut dapat mendeteksi adanya penembakan dan bisa langsung datang ke lokasi? Ternyata teknologi akustik adalah kunci untuk menjawab pertanyaan saya ini.

Di suatu bagian kota seperti Washington D.C, sistem deteksi penembakan yang menggunakan teknologi akustik mempercepat respon polisi terhadap tembakan senjata. Dahulu untuk mengetahui penembakan, diperlukan laporan aktif dari masyarakat melalui panggilan 911, penemuan tubuh korban pun baru beberapa jam atau bahkan beberapa hari kemudian. Pada masa sekarang, ternyata penembakan dapat dideteksi secara otomatis hanya dalam waktu kurang dari 3 detik.

Ada beberapa sistem sensor deteksi penembakan di pasaran. Beberapa sensor yang digunakan adalah didesain untuk mendeteksi sonic boom dari sebuah peluru yang meluncur lebih cepat dari kecepatan suara. Sedangkan beberapa lainnya menggunakan sensor yang mengambil karakteristik dari letusan ujung senjata. Sebuah sistem yang baru-baru ini disebar di Washington D.C disebut ShotSpotter. Sistem ini bekerja berlandaskan prinsip akustik, dilengkapi dengan sistem GPS yang otomatis mendeteksi dan memberitahu lokasi penembakan pada polisi atau petugas keamanan. Sebuah rangkaian sensor akustik mengambil gelombang suara dari letusan ujung senjata yang memancar keluar ke segala arah dari moncong senjata.

Kunci utama dari sistem ini adalah acoustic triangulation. Data-data teknis yang akurat dari ShotSpotter masih rahasia. Akan tetapi, kita dapat mengetahui kira-kira bagaimana alat ini bekerja dengan meninjau proses triangulation (triangulasi, yaitu sebuah metoda untuk mengetahui jarak dan posisi sebuah titik dengan mengukur jarak antara 2 titik acuan kemudian mengukur sudut masing-masing titik tersebut terhadap titik ke-3).

ShotSpotter menggunakan 10 sampai 12 sensor yang seluruhnya berjarak sama dan mampu mencakup seluruh kota. Tiap sensor tersebut mampu mendengar suara tembakan senjata sampai dengan radius 3 kilometer atau 2 mil.

Karena kecepatan suara sudah diketahui, yaitu 340.29 meter/sekon atau 0.21 mil/sekon, maka perbedaan waktu yang dibutuhkan suara senjata untuk mencapai ketiga sensor yang berbeda dapat digunakan untuk mengetahui lokasi penembakan. Menggunakan built-in GPS sebagai sumber waktu yg akurat, ketiga sensor bekerja bersama untuk melakukan triangulasi lokasi dari mana senjata ditembakkan.

Berikut ini kira-kira rangkuman cara kerjanya:

1. Sebuah senjata ditembakkan di suatu tempat dalam kota. Sensor 1 menangkap suara senjata tersebut. Karena tiap-tiap sensor akustik tersebut berjarak sekitar 2 mil, maka yang kita ketahui sekarang adalah senjata ditembakkan dalam radius 2 mil dari sensor 1.

2. 1 detik kemudian, sensor 2 menangkap gelombang suara dari tembakan senjata tersebut. Jika suara di dalam kota bergerak dengan kecepatan 0.21 mil/sekon, kita tahu sekarang bahwa suara ditembakkan kira-kira seperlima mil jaraknya dari sensor 2. Kita dapat menggambar sebuah lingkaran yang menggambarkan radius senjata tersebut ditembakkan. Perpotongan dua lingkaran tersebut merupakan kemungkinan lokasi penembakan. Jadi kita punya dua titik kemungkinan.

3. Untuk mengetahui dimana di antara dua titik ini yang merupakan lokasi penembakan, kita harus meninjau sensor 3. Sensor 3 terletak di selatan sensor 1 dan sensor 2. Sensor 3 menangkap suara tembakan setengah detik setelah sensor 2 menangkap suara. Hal ini menunjukkan bahwa sumber suara berjarak sekitar sepersepuluh mil jauhnya dari sensor 3.


Sekarang kita dapat mengetahui lokasi penembakan. Sistem tersebut kemudian menggunakan GPS built-in yang mengkonversi titik yang diketahui tersebut ke koordinat garis lintang dan bujur, kemudian mengirimkan informasi ke stasiun penerima terdekat lewat kabel telpon (untuk sensor kabel) atau sinyal frekuensi radio (untuk sensor nirkabel). Stasiun penerima tersebut lalu mengirimkan koordinat ke call center 911 terdekat, yang mempunyai perlengkapan untuk mengkonversi koordinat menjadi alamat dan nama jalan. Laporan tersebut lalu akan diteruskan pada polisi di sekitar tempat kejadian.

Menurut ShotSpotter, sistem ini memiliki tingkat akurasi 0 sampai 25 meter. Sensor-sensor ini juga cukup sensitif untuk membedakan antara suara tembakan dan suara letusan mobil.

Menurut anggota kepolisian di Washington D.C, sistem ini telah meningkatkan respon waktu terhadap suara tembakan. ShotSpotter juga merekam seluruh suara tembakan dan lokasi penembakan untuk pemeriksaan forensik selanjutnya. Biaya untuk mengimplementasikan sistem ShotSpotter dapat berkisar antara 100.000 US$ untuk wilayah yang kecil, dan 1.000.000 US$ untuk mencakup wilayah seluas Washington D.C.

Bagaimana dengan Indonesia? Apakah sanggup untuk mengimplementasikan teknologi ini? Mimpi kali yeee… Eits, jangan cuma jadi mimpi lho ya, tapi TANTANGAN untuk kemajuan Indonesia. Hehe.. (ketawa tapi serius)

Sumber:
Layton, Julia. "How can acoustics technology help police locate gunshots?." 31 October 2006. HowStuffWorks.com.

1. Sebuah senjata ditembakkan di suatu tempat dalam kota. Sensor 1 menangkap suara senjata tersebut. Karena
tiap-tiap sensor akustik tersebut berjarak sekitar 2 mil, maka yang kita ketahui sekarang adalah senjata ditembakkan dalam radius 2 mil dari sensor 1.








2. 1 detik kemudian, sensor 2 menangkap gelombang suara dari tembakan se
njata tersebut. Jika suara di dalam kota bergerak dengan kecepatan 0.21 mil/sekon, kita tahu sekarang bahwa suara ditembakkan kira-kira seperlima mil jaraknya dari sensor 2. Kita dapat menggambar sebuah lingkaran yang menggambarkan radius senjata tersebut ditembakkan. Perpotongan dua lingkaran tersebut merupakan kemungkinan lokasi penembakan. Jadi kita punya dua titik kemungkinan.













3. Untuk mengetahui diman
a di antara dua titik ini yang merupakan lokasi penembakan, kita harus meninjau sensor 3. Sensor 3 terletak di selatan sensor 1 dan sensor 2. Sensor 3 menangkap suara tembakan setengah detik setelah sensor 2 menangkap suara. Hal ini menunjukkan bahwa sumber suara berjarak sekitar sepersepuluh mil jauhnya dari sensor 3.









Acoustic Emission Techniques [ Teknik Emisi Akustik Sebagai Sensor]

Acoustic Emission Techniques

Oleh : Edwina Maryami S. (13306034)
Tugas Mata Kuliah Akustik TF-3204

Setiap material akan mengalami deformasi ketika mengalami stress. Oleh karena itu diperlukan pengukuran terhadap material tersebut. Pengukuran terhadap daya tahan material disebut Nondestructive Testing (NDT). NDT adalah metode untuk memeriksa kondisi material atau komponen material yang ditujukan untuk mengetahui lifetime material atau perbaikan di waktu yang akan datang. Dalam NDT dikenal beberapa teknik diantaranya adalah eddy current, leak testing technique, gammagraphy, magnetic particle technique, x-ray radiography, ultrasonic, acousto-ultrasonic, dan acoustic emission. Teknik acoustic emission memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan teknik-teknik lainnya, oleh karena itu penggunaannya dalam industri merupakan hal yang biasa.

Acoustic emission (AE) adalah fenomena akustik yang sering terjadi sehari-hari. AE didefinisikan sebagai keluarnya atau munculnya gelombang akustik yang berada dalam range frekuensi 20 kHz-1MHz, dari suatu material ketika material tersebut mengalami pembebanan atau stimulasi dari gangguan luar. Contoh sederhana dari AE adalah suara pensil yang patah atau kayu yang retak.

AE dihasilkan dari deformasi lokal, misalnya retakan yang mengakibatkan stress lokal dan mengemisikan energi pulsa elastik yang yang akan merambat ke seluruh interior material. Teknik AE berbeda dengan teknik ultrasonic atau radiografi karena AE tidak membutuhkan energi dari luar.

AE dapat digunakan untuk memonitoring kerusakan lokal pada material (dapat mencapai skala mikro). Hal ini akan sangat berguna untuk memperkirakan lifetime suatu material. Biasanya AE dimanfaatkan di industry-industri seperti industri-industri yang banyak menggunakan storage tank, pressure vessel, dan pipa-pipa penyaluran, industri konstruksi bangunan dan jembatan, serta industri penerbangan dan antariksa. penggunaan AE di lapangan


Untuk dapat me-monitoring AE, dibutuhkan sensor yang diletakkan pada permukaan material. Sensor ini akan menangkap energi pulsa elastic yang dihasilkan dari deformasi lokal. Sinyal emisi tersebut akan diamplifikasi kemudian difilter oleh sistem pengolah sinyal. Sinyal kemudian akan dimonitor melalui PC secara real time. Lokasi kerusakan material dapat diketahui dengan mengekstrak koordinat sumber AE.

Pengukuran
Dalam pengukuran AE ada beberapa faktor yang perlu diketahui seperti yang telah disinggung sebelumnya. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah gelombang AE, gelombang sinyal AE , transduser AE, dan pengolah sinyal.

Gelombang AE adalah gelombang elastik yang merupakan energi dari deformasi retakan material. Gelombang sinyal adalah sinyal keluaran dari peralatan AE setelah gelombang AE diolah secara elektrik.Spektrum frekuensi gelombang sinyal AE dipengaruhi oleh properti transduser, material, dan penjalaran gelombang.

Faktor yang paling penting dalam pengukuran AE adalah pemilihan transduser AE yang sesuai dengan tujuan pengukuran. Transduser yang digunakan harus memiliki kompresi yang sesuai dengan material. Secara umum, transduser AE yang digunakan adalah piezoelectric (PZT). PZT mengubah atau mengkonversi gerakan yang dihasilkan oleh gelombang elastik menjadi sinyal elektrik. Untuk material yang memiliki atenuasi yang besar digunakan transduser AE dengan resonansi yang rendah. Sedangkan untuk material yang memiliki atenuasi yang kecil (seperti metal) digunakan transduser AE dengan resonansi yang tinggi.

Dalam pengolahan sinyal AE, dibutuhkan beberapa komponen elektronik seperti transduser, pre-amplifier, filter, amplifier, serta kabel. Berikut ini gambar skema pengukuran AE.

Kelebihan dan Kekurangan AE

Kelebihan teknik AE adalah :
• Posisi retakan dapat diketahui. Sumber AE dapat ditentukan dari diferensial waktu sinyal AE pada sejumlah transduser AE.
• Klasifikasi dan arah retakan dapat diperhitungkan melalui analisis bentuk gelombang AE dengan menggunakan komponen tensor.
• Dinamika material dapat diamati secara real time.

Kekurangan teknik AE adalah :
• Sulit untuk membedakan sinyal AE dengan background noise selama pengukuran.
• Untuk beberapa material, AE tidak terjadi hingga material tersebut mencapai batas deformasinya sehingga sulit diketahui keretakannya.
• Sinyal keluaran transduser AE adalah kombinasi dari sumber gelombang AE, propagasi, dan respon transduser. Untuk material kayu, AE yang dihasilkan dari kayu tidak dapat dideteksi sebagai sinyal AE karena terjadi atenuasi gelombang AE ketika propagasi sehingga sulit dideteksi. Namun tidak untuk material metal yang memiliki atenuasi gelombang AE yang kecil.

Transdunser AE dan amplifier

sources
http://en.wikipedia.org/wiki/Acoustic_emission
http://www.fpl.fs.fed.us/documnts/fplgtr/fplgtr134.pdf
http://www.ndt.cegelec.com

Thursday, 7 May 2009

Multiple Login dengan single browser (firefox)

Sedikit artikel dari sumber web yang gw dapet, sori-sori nih kal emang dah pada tw...
tp yang lain ikutan nyumbang artikel lah biar nambah2 ilmu kita, oke....

Download CookieSwap Firefox add-Ons disini:


https://addons.mozilla.org/en-US/firefox/addon/3255


Install (Add to Firefox) lalu restart Firefox

Login dengan id ke 1:



Cookies id ke 1 di save oleh Firefox




Ganti Profile1 CookieSwap kita dengan Profile2
Dengan cara Klik kanan pada logo CookieSwap (Profile1) (pojok kanan bawah window browser)



Cookies Profile2 sekarang yg dipakai oleh Firefox



lalu Log Out id ke 1:





Sekarang Login dengan id ke 2:



Cookies id ke 2 di saved oleh Firefox




untuk Profile3 ulangi proses diatas dengan id ke 3

Jadi Profile1= id ke 1 ; Profile2= id ke 2 ; Profile3= id ke 3

Jika mau ganti id tinggal pilih Profile CookieSwap sesuai dengan id yg kita simpan.
Lalu tekan F5 (refresh Page), id yg aktif akan sesuai dengan Profilenya.
Tidak perlu lagi proses Login - Log Out


add-ons ini bisa juga digunakan untuk account lain misalnya facebook, yahoo mail, gmail dll, sayang untuk saat ini maximalnya hanya 3


For Education Purpose Only

sumber: kaskus.us
(maaf gambar g ada, gw copas dari ebook, bukan web jadi susah ngeuploadny...)

Monday, 4 May 2009

TESTING!!!

tes...tes...tes....

nyoba ngisi blog nh, sblmny g pernah gw, hehehehe

mau bagi-bagi ilmu nh, kl menurut gw sih kyny bisa dipake bwt GOE
cm kaga tw nh gw mw upload file d blog...
lewat milis aja ye...


komenny jgn lp...


>>>>write by: zami